cerita kemarin sore

senin sore, nggak seperti biasanya aku ada niat untuk lari-lari kecil di lapangan renon. entah setan apa yang masuk kedalam otakku, untuk meyakinkanku untuk pergi ke renon.

akupun mulai memakai kaos, celana pendek dan sepatu. tak ketinggalan gadget yang belakangan ini selalu menemaniku setiap hari untuk mendengarkan lagu-lagu kesukaanku. pikirku, itu aku juga tak merasa sendiri saat aku harus berlari memutari lapangan renon.

cukup waktu 5 menit untuk sampai lapangan Renon dari tempat tinggalku dengan mengendarai motor kesayanganku.

sampai direnon, akupun mulai berlari kecil.., sampai beberapa ratus meter, aku mulai ter-engah-engah..

nafasku mulai kacau…

sudah terlalu lama aku tak pernah berolahraga seperti ini. yang aku ingat, terakhir kali 2 tahun yang lalu di tempat yang sama.

lagian aku juga Smoker addict, pantas saja kalau aku tersengal-sengal.

padahal ketika aku SMP, aku mendapatkan juara 2 untuk lari jarak jauh…

yah..aku memutuskan untuk berjalan kaki saja…, berlari lagi kalau nafasku mulai enak dan seterusnya sampai 3 kali aku memutari lapangan renon.

selama 3 kali memutari lapangan Renon…,banyak laki-laki yang SwuitSwit..alias bersiul ke arahku.. ( wah…aku jadi GR…hwe…), tapi tujuan awalku ke Renon untuk lari bukan untuk mejeng ataupun mencari jodoh..

aku memutuskan berhenti dan beristirahat sambil aku membeli air mineral…

tapi tiba-tiba…buz…buz…beberapa pedagang mulai lari tunggang langgang menyelamatkan barang dagangan mereka dari kejaran bapak-bapak Satpol PP…

hmmm…kasian juga..”pak Kenapa sie…mereka harus di kejar-kejar” gumanku dalam hati..

mereka kan hanya mencari sesuap nasi…

yah…inilah INDONESIA…,

mana kesejahteraan untuk rakyat……

kapan mau sejahtera ya..kalau masih main petak umpet dan kejar-kejaran seperti ini…????

3 Tanggapan to “cerita kemarin sore”

  1. Ike … beberapa minggu lalu aku juga liat kejadian yang sama, itu para pedagang pada kucing2an sama petugas tramtib, trus ada juga loh yang uang transaksi mereka diambil *hiks kesian* 😦

  2. cie yang di-suit suit-in di renon …

    iya mbok kasian banget emang pedagang itu. kenapa ya mereka harus dikejar? padahal kan cuman mau nyari rejeki aja. atas nama keasrian? atas nama kebersihan? lalu pemerintah punya solusi apa buat mereka ini. jangan cuman main kejar aja donk yach …

  3. widari Says:

    Win…nar klo aku ketemu lagi sama bapak2 tukang kejar itu, nanti aku bilang ” ngak usah atas nama kebersihan atau ke asrian…tp yang lebih bagus itu atas nama Cinta aja…” *rosa mode on*

Tinggalkan komentar